Jumat, 21 Oktober 2011

Hati Pagi


Hati Pagi
       
Berangkat dari sebuah pemikiran di pagi hari. Hati Pagi adalah cermin sebuah ungkapan spontan berdasarkan kejadian yang dialami, singkatnya, pengalaman saya yang menginspirasikan.
Hati Pagi ini sudah sejak lama menjadi media bagi saya untuk mengabadikan momen-momen dimana saya mengambil makna dibaliknya. Kalau banyak orang mengabadikan momennya melalui foto atau film, saya lebih suka dengan tulisan. Entah mengapa, saya lebih leluasa berekspresi melalui tulisan. Beberapa sobat mengatakan, kemampuan saya menulis sudah terlihat sejak lama. Lha, saya aja tidak merasa punya bakat itu.
Anggapan saya mulai berubah ketika beberapa kali saya mengikuti lomba menulis, tulisan saya menang. Nah lho?! Saya termakan ungkapan saya sendiri. Sering ketika mengisi pelatihan, dengan lantang, saya ungkapkan sesuatu tentang bakat.
“Semua orang di dunia ini memiliki bakat, baik yang terlihat maupun yang terpendam. Itu bukan masalah. Yang jadi masalah adalah, apakah kita menyadari jika bakat itu ada dalam diri kita. Masalahnya sampai di sini?  Belum. Selanjutnya, jika kita telah menyadari kita memiliki bakat tertentu, apakah kita memanfaatkannya? Atau bahkan mengasahnya dan menggunakannya untuk kemaslahatan orang banyak? Orang yang buta dalam hidup bukanlah buta huruf atau buta warna, atau buta total, melainkan orang yang tidak mengetahui bakat dan kemampuan dirinya sendiri.”
”Saya tidak mau menjadi bagian dari golongan itu. Saya tidak buta, dan saya tahu apa kemampuan saya. Bagaimana dengan Anda?”
Belum lama ini saya mengikuti salah satu training sertifikasi praktisi Neuro-Linguistic Programming (NLP). Dengan bahasa sederhana, NLP adalah metode untuk membuat hidup lebih efisien, efektif dan positif. Nah, selama training ini, saya menyadari bahwa momen-momen yang bermanfaat selama hidup bisa diformulakan dan diulangi. Cara paling sederhana adalah dengan memvisualisasikannya. Inilah yang sering saya lakukan. Mengingat momen-momen luar biasa yang pernah saya, rekan dan orang lain alami dan menginspirasikan. Tujuannya? Macam-macam, bisa membangkitkan kepercayaan diri, pencerahan, membuat lebih bahagia dan lain-lain.
 Momen-momen ini yang kemudian saya kaitkan dengan prinsip-prinsip NLP yang lebih dikenal dengan istilah presuposisi atau keyakinan awal yang baik. Jika kita memahami prinsip-prinsip ini senantiasa membuat hidup menjadi lebih bermanfaat, lebih positif dan lebih percaya diri dalam menjalani hidup.
Beberapa presuposisi yang membuat momen-momen saya lebih bermakna di antaranya:
-      Setiap orang memiliki sumber daya  yang dibutuhkan, dan bisa memperolehnya.
-      Tidak ada kegagalan, hanya masukan.
-      Tidak hanya fokus pada yang dianggap paling benar atau salah, tapi yang paling bermanfaat.
-      Kalau mau paham, lakukan.
-      Orang dengan pilihan terbanyak yang menguasai sistem.
-      Ada niat positif di balik setiap perilaku.
-      Segala sesuatunya berhubungan.
-      Saya menciptakan realita saya sendiri.
-      Nilai positif seseorang dipertahankan secara konstan, sementara nilai dan kesesuaian PERILAKU internal dan/atau eksternal yang dipertanyakan.
-      Jika saya percaya saya akan lihat.
-      Tidak ada orang yang resisten, hanya komunikator yang tidak fleksibel.
-      Kemampuan mengubah PROSES dimana kita mengalami realita, sering lebih bermanfaat daripada mengubah isi dari pengalaman kita akan realita.
-      Penolakan adalah tanda kurangnya RAPPORT (pendekatan).
-      Jika yang saya lakukan tidak efektif, saya ubah pendekatan saya.
-      Saya yang mengendalikan pikiran saya, oleh sebab itu, saya bertanggung jawab terhadap hasil yang saya capai.
-      Setiap PERILAKU adalah untuk menambah SUMBER DAYA dan PILIHAN.
-      Keputusan dibuat berdasarkan PILIHAN terbaik saat itu di antara pilihan-pilihan terbaik lainnya.
-      Pikiran dan Tubuh adalah satu sistem.
-      Setiap orang hidup dalam model dunia masing-masing.
-      Makna komunikasi terletak pada RESPON yang didapat.
-      Peta bukan daerah yang sebenarnya.
-      PERILAKU dan PERUBAHAN dievaluasi dari sisi KONTEKS dan EKOLOGI.
-      Pisahkan NIAT dari PERILAKU.

Momen-momen ini, hampir tiap pagi saya bagikan melalui pesan singkat ke banyak rekan dengan tajuk Hati Pagi. Responnya cukup mengejutkan. Hampir semua mengidentifikasi Hati Pagi sebagai motivasi, saya klarifikasi, Hati Pagi bukan motivasi, saya lebih setuju jika Hati Pagi diidentifikasi sebagai momen yang menginspirasi.
Lucunya, ketika saya sengaja tidak membagikannya, bermunculan pesan singkat yang isinya menagih Hati Pagi saya itu. Inilah yang membuat saya tergerak agar Hati Pagi dapat lebih bermanfaat, dengan menjadi sebuah buku misalnya. 
Ide ini mendapat dukungan penuh dari permaisursi saya, Dian Monika dan tentunya juga dari pangeran saya Kafka Mory Altamis. Seakan gayung bersambut, ketika niat untuk membukukan Hati Pagi muncul, ide-ide lain bermunculan. Daya visualisasi saya tiba-tiba menampilkan seorang teman yang lama tak berjumpa. Ia sobat dekat permaisuri saya, Dinora, Dino sapaan akrabnya. Tanpa pikir panjang, saya kirimkan pesan pendek yang isinya terkait dengan niat saya. Ahaa..!! Kepentingan kami cocok! Selanjutnya, saya belum tahu. Karena kami baru akan melakukan pertemuan ketika saya menulis ini. Jika Anda sekarang membacanya, berarti pertemuan kami berjalan dengan baik dan menyenangkan. Yang pasti, yang saya rasakan adalah, begitu nikmatnya ketika jalan menuju impian makin jelas. Apalagi ketika saya makin sadar, semua sumber daya yang saya butuhkan ada dalam diri ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar